Ibadah wajib yang dilakukan oleh umat Islam pada bulan suci Ramadan yaitu puasa.
Selain puasa wajib pada bulan Ramadan, ada juga puasa sunah. Salah satu puasa sunah yaitu puasa tasua dan asyura yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram 1443 H atau pada tanggal 18 dan 19 Agustus 2021. Ayoo, kemarin Sobat Sona ikutan puasa sunah ga nih? Selain suatu bentuk ibadah, puasa juga penting untuk membentuk kepribadian sehat yang berkaitan dengan Psikologi loh! Nih, kita simak ya.. Dimensi spiritual puasa tercermin pada dorongan pengendalian hawa nafsu sebagai upaya dari nilai-nilai ketuhanan dalam tingkah laku keseharian. Sementara pada dimensi psikologisnya, dapat dilihat pada dampak psikologisnya yang diakibatkanoleh pencegahan makan, minum dan perbuatan tercela. Kepribadian sehat dalam Psikologi Sufi (pengetahuan tasawuf dalam Islam) dikenal dengan kepribadian muthmainnah yaitu kepribadian yang telah diberi kesempurnannur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela dan mencintai sifat-sifat yang terpuji. Kepribadian sehat berdasarkan pemikiran Al-Ghazali lebih ditentukan oleh motivasi yang berbasis al fadhilah wa kamal al nafs, seperti sabar, syukur, ikhlas, jujur, mawas diri, kebajikan jiwa, dan kebaikan hati. Terdapat juga kepribadian sehat menurut Maslow yang merupakan keadaan psikologis yang selalu termotivasi oleh higher motivation (motivasi dalam psikologi humanistik Maslow) dalam bentuk rasa cinta kebenaran, kebaikan, keindahan, kesatuan, kesempurnaan, keadilan, ketentraman, kesederhanaan dan kejenakaan. Konsep-konsep kepribadian sehat dari tokoh Islam dan tokoh psikologi amatrelevan bila dihadapkan dengan hakikat puasa yang lebih menaruh perhatian pada pengembangan kepribadian yang sehat secara psikologis dan mental. Hakikat puasa dalam psikologi adalah proses pengendalian diri untuk tidak melakukan tingkah laku negatif yang digerakkan oleh motivasi syaithaniah (sifat kesetanan), yang dalam terminologi Al-Ghazali disebut: “qahr al syahawat li ‘aduww Allah”. Jika proses pengendalian diri ini dapat dilakukan secara baik, maka tidak mustahil akan melahirkan potensi positif menurut visi Bastaman disebut kualitas insani dalam bentuk kesadaran akan pengembangan diri, dan hasrat untuk hidup bermakna. Kedua faktor psikologis ini merupakan tanda bagi kepribadian sehat. Adapaun puasa ideal yang diketengahkan Al-Ghazali yaitu menjaga seluruh organ tubuh manusia agar tidak melakukan dosa, dengan cara : (1) Tidak melihat apa yang dibenci Allah. (2) Menjaga lisan dari berdusta, mengumpat, menyebarkan fitnah, berkata keji dan kasar. (3) Mengendalikan pendengaran dari segala sesuatu yang tercela. (4) Menjaga kaki dan tangan dari perbuatan yang negatif dan menjaga perut dari makanan dan minuman yang diharamkan. (5) Menghindari makan berlebihan. (6) Menciptakan suasana hati agar selalu berhubungan dengan Allah sesudahberbuka. Dengan adanya perasaan syukur, sabar dan tabah dalam menghadapi kehidupan sehari- hari, selain merupakan nilai keutamaan yang selalu mendasari kepribadian sehat, namun juga merupakan sifat-sifat orang yang telah sampai pada level aktualisasi diri atau perkembangan psikologis yang amat matang. Demikian indikasi hubungan antara puasa dan kepribadian sehat. The ability to be in the present moment is a major component of mental wellness. -Abraham Maslow-
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2022
Categories |