Nanda Febriana Sari Apa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengar kata ‘Ramadhan’ pasti tidak jauh dari ngabuburit dan tadarus. Kata orang, Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu oleh umat islam, selain karena umat manusia bisa mendapatkan double pahala , ramadan juga merupakan sebuah tanda bahwa lebaran semakin dekat. Berbicara mengenai double pahala, mungkin sebagaian orang akan memaklumi statemen tersebut, ya..sudah membudidaya sepertinya. Tapi, mungkin sebagian orang kadang suka tidak sadar, kalau istilah double pahala itu, banyak manusia yang akhirnya pakai personanya ketika Ramadhan tiba, bagaimana bisa? Coba kita lihat sekeliling kita ketika ramadhan, berapa banyak orang yang tiba-tiba merubah penampilannya, tapi selepas Ramadhan apakah hal tersebut akan bertahan? Hemmm.... Wallahualam. Dari hal tersebut, mungkin kita tidak dapat menyimpulkan segala perkara, karena kita tidak pernah tahu kapan seseorang mendapatkan hidayah dari Allah swt. Namun, sudah berapa lama hal itu terus terjadi, yang kemarin tidak menggunakan hijab, tiba-tiba menjadi menggunakan hijab, tiba-tiba banyak yang sedekah dan saling peduli, masjid menjadi sangat penuh, selepas isya banyak bunyi tadarusan, banyak kegiatan keagamaan dan masih banyak lagi. Dari beberapa kegiatan tersebut, bukankah kegiatan tersebut bisa dilakukan ketika hari bulan-bulan biasa? dan tidak harus Ramadhan. Disini manusia seakan menggunakan personanya, apa itu persona? Persona itu, dimana seseorang menggunakan topeng untuk menunjukan dirinya kepada dunia, ini bukan tulisan yang dibuat untuk seuzon kepada sesama manusia. Hanya saja, ini bukan lagi hal yang tabu bukan? Bukankah seharusnya kebaikan itu dilakukan dimana dan kapan saja? bukan hanya pada bulan Ramadhan? Apalagi jika pada bulan Ramadhan kita hanya memasang persona kita dengan dalih double pahala. Tidak salah memang, tetapi sepertinya harus ada yang diluruskan. Alangkah lebih baik jika menggunakan hijab,tadarus, berbagi dilakukan setiap hari, jika kita hanya berfokus pada double pahala, bukannya hal itu membuat kita terkesan memasang persona dan tidak ikhlas. Ekhe, diingatkan Kembali, ya. Ini bukan tulisan yang niatnya mau suuzon. Selain mendapatkan double pahala dan menciptakan banyak persona, Ramadhan juga merupakan tanda bahwa lebaran sudah tidak lagi jauh. Pernah dengar bahwa idul fitri merupakan hari yang suci? Kemudian pada saat sholat eid semua orang berlomba menggunakan baju putih dan berharap baju putih melambangkan kesucian dengan motif yang mewah namun tetap dengan kebisaan membiarkan tetangga kelaparan. Pernah dengar kalimat seperti ini juga bukan ‘Gunakan baju terbaikmu ketika melaksanakan sholat eid idul fitri’. Apa yang kalian pikirkan tentang hal tersebut? Beli baju baru, warna paling terang, harga paling mahal. Dan setelahnya? Berlomba dengan tetangga. Bukan begitu? Perlu dingat, tulisan ini bukan untuk seuzon. Ya... begitulah Ramadhan, banyak keistimewaan di dalamnya, bukan tentang persona yang ada. Namun, tentang bagaimana Ramadhan adalah bulan yang mampu mengontrol banyak hal dari bulan-bulan yang lain. Maka dari itu, wajar jika Ramadhan ditunggu-tunggu kehadirannya. Setelah merasakan dahaga dan sudah menahan banyak nafsu dibulan Ramadhan, sepertinya kita layak untuk berbangga diri karena telah mampu melewati fase dimana kita harus menahan dan harus mampu mengontrol banyak hal pada saat bulan Ramadhan. Maka dari itu wajar saja, idul fitri selalu dikatakan sebagai hari kemenangan, dan Semua orang merayakan pada saat sholat 'ied. Bukan tetang seberapa bersih dan seberapa mahal baju yang digunakan, tetapi seberapa dalam makna yang ingin disampaikan.
0 Comments
FATAH MUBIN
Manusia memang terkadang sangatlah unik. Pada satu masa ia bisa merasakan sebuah hal yang berbeda yang mana didalam kurun waktu yang begitu cepat, ia awalnya menangis kemudian tertawa. Ramadhan, ya memang setiap orang pasti gembira menyambutnya. Bulan yang dinantikan umat muslim itu tidak hanya memberikan sebuah suasana yang dirindukan pemeluknya, bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia yang beragama lain juga ikut merasakan suasana. Bahkan tidak sedikit yang juga merasakan keberkahannya. Ikut berjualan takjil atau sekedar menikmati jajanan berbuka. Bagi seorang muslim Ramadhan bukan sekedar berkah dalam hal santapan, sajian, kuliner. Namun sebuah ganjaran yang besar dari setiap ibadah yang dilakukan, adanya kejadian penting dalam bulan tersebut, turunnya Al-qur’an dan malam yang memiliki nilai lebih baik daripada seribu bulan. Semuanya bersemangat menyambutnya, pada awal bulan tidak pernah luntur untuk terus beribadah, tidak berhenti membaca Al-qur’an, selalu mengikuti shalat tarawih di Masjid. Namun, seperti yang saya utarakan diawal, manusia adalah makhluk yang unik yang mampu berubah dengan cepat. Betullah dugaan kita, tidak butuh beberapa hari semangat itu semakin lama semakin menipis. Layaknya daun yang tumbuh di ranting pohon, semakin lama ia akan menguning, terjatuh diatas tanah dan tersapu oleh angin. Mengapa itu bisa terjadi, bahkan bukan hanya satu dua orang yang terjangkit, sebagian besar mengalaminya. Bila membandingkan dengan mereka yang konsisten beribadah dan mempertahankan api semangatnya jelas terlihat jauh perbandingannya. Maka apakah setiap tahun kita hanya akan terus ikut dengan yang banyak, atau kita punya tekat untuk mencoba menjadi bagian yang sedikit itu. Jika mewujudkan sebuah angan adalah mudah, barang tentu tidak akan ada orang gagal didunia ini, tidak akan ada orang miskin yang menderita. Semua angan ada proses. Didalam proses ada tantangan sedangkan setiap tangtangan memiliki tingkat kesulitannya. Kalau begitu apakah berarti tidak mungkin untuk berubah menjadi lebih baik. Sebagai manusia dengan akal dan pikiran yang sempurna jangan pernah kita berpikir instan. coba mendalami serta mencermati. Apakah orang-orang yang sukses didalam Ramadhan itu mereka dengan mudah melewatinya. Kita tidak tahu apa yang dihadapinya. Mungkin saja ia mendapatkan sebuah ujian yang begitu dahsyat, yang bahkan jika kita mengalaminya kita belum tentu mampu. Mungkin saja ketaatan yang semakin meningkat berawal dari sebuah ujain yang berat. Maukah kita menunggu musibah terlebih dahulu untuk bertaubat. Sudah jelas jawabannya tidak. Allah SWT lebih menyukai segala sesuatu yang konsisten walaupun sedikit. Bagi kita orang awam dan tidak pernahi mendekatkan diri kepada tuhan, pasti akan sulit untuk melakukan semua ibadah wajib dan sunah dalam waktu satu hari atau bahkan satu minggu. Secara psikologis manusia lebih mampu melakukan sesuatu secara bertahap. Disetiap tahapannya mengalami peningkatan. Sebagai contoh seorang yang ingin hidup sehat dan memiliki badan atletis, bagi dia yang sebelumnya tidak pernah berolahraga berlari sejauh dua kilometer pasti akan sangat berat. Namun, ia tahu jika ia melakukan lari sejauh 500 meter dalam minggu pertama ia pasti akan bisa berlari lebih jauh pada minggu berikutnya. Seterusnya ia tambah menjadi 600 meter, 700 meter sampai akhirnya ia mampu berlari sejauh dua kilometer. Efek dari konsistensi yang meningkat tidak hanya membentuk badan ia menjadi lebih kuat tetapi, secara psikologis ia akan membentuk menjadi sebuah habit atau kebiasaan. Jika seseorang sudah terbiasa melakukan sesuatu maka tidak akan merasa terbebani. Begitu juga dalam beribadah guna mendekatkan diri kepada tuhan di bulan Ramadhan ini. Diawal bulan cobalah untuk memperbaiki terlebih dahulu aspek primer sebagai seorang muslim. Ibadah wajib melaksanakan lima waktu shalat, kerjakan dengan konsisten. Berpuasa penuh dari terbit hingga petang dan usahakan tidak gagal dipertengahan. Jika kita berhasil melakukan kedua hal yang menjadi aspek inti tersebut, maka bukan tidak mungkin yang lain akan terasa lebih ringan. Jangan ragu untuk menjadi lebih baik, terlalu lama berpikir, menimbang untung-rugi hanya akan menjauhkan diri dari perubahan itu sendiri. Seribu langkah yang dijalani diawali dari satu langkah kecil namun, dari satu langkah kecil yang berjalan akan melampaui seribu langkah selanjutnya. Menjadi lebih baik bukanlah pilihan namun, sebuah keharusan sebagai manusia yang bertumbuh dan berkembang. Semoga Allah membantu kita agar menjadi insan yang takwa dan lebih baik di bulan Ramadhan. Amin. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |