Fakultas Psikologi - Minggu (17/11), Workshop Career Center dengan tema “Basic Knowledge HR Management” berlangsung dengan kondusif. Dimulai sejak pukul 09.00 dan bertempat di GKB 4 ruang 504, terlihat antusiasme dari para peserta. Workshop ini terbuka untuk umum, akan tetapi lebih diutamakan untuk Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sekitar 70 peserta hadir dalam acara ini, adapun peserta yang hadir dalam acara ini bervariasi mulai dari mahasiswa baru , mahasiswa akhir, alumni, serta masyarakat umum.
0 Comments
Psikologi UMM, Persona - Bertempat di lapangan basket Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fakultas Psikologi mengadakan acara pembukaan Dekan Cup pada Jum’at, 15 November 2019 bertemakan “Bangun Semangat dalam Berkompetisi, Jaga Sportivitas untuk Meraih Prestasi”. Makna dari tema tersebut yaitu, Fakultas Psikologi ingin membangun jiwa kompetisi mahasiswa dengan tetap menjaga sportivitas selama perlombaan. Acara yang dimulai pukul 18.00, berlangsung dengan tertib dan meriah. Ada yang berbeda dari Dekan Cup tahun ini, yaitu pemberian nama Psycho League untuk mengganti nama Dekan Cup dengan alasan memberi warna dan semangat baru pada kompetisi tingkat fakultas tersebut.
Malang, Persona – Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Kota Malang melakukan unjuk rasa lanjutan dari aksi-aksi sebelumnya. Aksi kali ini diprakarsai oleh Aliansi Malang Bergerak (AMB), dengan jumlah massa sekitar 100 orang. Yang membedakan aksi kali ini dengan aksi sebelumnya yaitu bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda, pada tanggal 28 Oktober. Hal ini bertujuan untuk menyuarakan suara-suara pemuda yang ada di Kota Malang agar bersatu menuntut keadilan dan kebenaran dari pemerintah.
Aksi kali ini berbeda dengan aksi-aksi yang terjadi beberapa waktu lalu, dilihat dari teknis pelaksanaan aksi hingga jumlah massa yang hadir. Aksi unjuk rasa dimulai sejak pukul 13.00 WIB, Alun-Alun Kota Malang dipilih menjadi titik kumpul dari aksi tersebut. Massa melakukan orasi dengan membawa atribut berupa spanduk dan poster yang bertuliskan tolak RUU KPK, hapuskan oligarki, dan masih banyak lagi. Setelah beberapa waktu melakukan orasi, mereka melakukan long march dengan titik kumpul kedua di depan lampu merah Jalan Raja Bali. Sabtu (26/10) - Kegiatan Student Day 2019 Fakultas Psikologi telah resmi dimulai. Pagi ini terlihat peserta berkumpul rapi di lapangan basket UMM untuk mengikuti acara pembukaan. Peserta kompak mengenakan batik dan membawa topi sebagai dresscode pada hari ini.
Student Day merupakan salah satu agenda tahunan yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan ditujukannya untuk mahasiswa baru. Student day dilaksanakan oleh setiap fakultas, tak terkecuali Fakultas Psikologi. Iqbal Faisal selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Student Day 2019 mengatakan bahwa penyelenggaraan Student Day pagi ini telah berjalan dengan lancar mengingat sudah dipersiapkan secara matang bahkan kemungkinan lainnya yang terburuk pun turut dijadikan pertimbangan. Sabtu (26/10) - Selain mahasiswa baru, Student Day Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2019 juga diikuti peserta yang dinyatakan tidak lulus pada Student Day tahun sebelumnya. Jumlah peserta yang dinyatakan tidak lulus tersebut berjumlah 18 orang dari keseluruhan jumlah peserta tahun ini sebanyak 516 orang.
Ketika dimintai keterangan mengenai jumlah peserta ini, Fikrul sebagai ketua pelaksana Student Day tahun 2018 mengatakan bahwa peserta yang mengulang tahun ini seharusnya lebih dari jumlah yang telah disebutkan. “Sebenarnya yang gak lulus itu lebih dari 18 orang, tapi yang daftar di tahun ini cuma 18” ujarnya Terkait kelulusan peserta, Fikrul mengatakan bahwa yang menentukan kelulusan adalah panitia Student Day dengan berpandu pada syarat kelulusan yang telah ditentukan. Syarat kelulusan ini sebelumya telah diberitahukan kepada peserta, meskipun tidak dibagikan secara gamblang, namun panitia telah berulang kali menekankan kepada peserta semua hal terkait syarat kelulusan tersebut dengan harapan semua peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan mendapatkan surat keterangan lulus. MALANG – Usai situasi mulai tenang dan beberapa korlap (Koordinator Lapangan) dari masing-masing aliansi melakukan konsolidasi, akhirnya Ketua DPRD Kota Malang bersedia menampakkan dirinya di hadapan para mahasiswa Malang yang tengah melakukan aksi di depan gedung DPRD siang kemarin.
Ditemani oleh anggota dari kepolisian, Ketua DPRD bersedia mendengarkan aspirasi-aspirasi dari para mahasiswa. Di luar 12 tuntutan yang diajukan oleh salah satu aliansi, yakni Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (ARD), mahasiswa juga meminta agar anggota dewan segera angkat bicara mengenai permasalahan yang kian gawat. MALANG – Salah satu tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa yang terlibat aksi di depan gedung DPRD Kota Malang adalah untuk mendesak Presiden RI agar mewujudkan janji Nawacita poin ke-4. Isi dari janji ini adalah “Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.” Isi nawacita poin ke 4 ini dianggap telah bertentangan dengan keadaan yang terjadi saat ini.
Pengesahan Revisi UU KPK menjadi UU dalam rapat paripurna yang mengandung pasal-pasal yang dianggap dapat melemahkan KPK dinilai kurang menggambarkan aspirasi masyarakat. Misalnya KPK yang berstatus lembaga negara, pegawai KPK yang berstatus ASN, dibentuknya dewan pengawas, penyadapan harus seizin dewan pengawas, hingga kewenangan KPK untuk bisa menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan. MALANG – Aksi yang dihadiri oleh ribuan mahasiswa Malang di depan Gedung DPRD Kota Malang kian memanas seiring terik matahari yang kian panas. Mereka seolah pantang untuk mundur sebelum keadilan ditegakkan.
Aksi hari kedua ini (24/09/19), meski tidak sepadat hari pertama namun berjalan kurang kondusif dibanding Senin kemarin. Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (ARD) dan Front Masyarakat Melawan Oligarki yang awalnya hanya melakukan orasi di depan gedung wakil rakyat daerah ini menjadi kian memanas akbat tidak adanya respon yang diberikan atas tuntutan mereka dan dan pihak DPRD yang tak kunjung keluar dari kokohnya tembok gedung yang melambangkan kekuasaan mereka. Alhasil, massa kian mengobarkan semangat mereka untuk menerobos masuk dan membuka paksa pintu pagar gedung DPRD Kota Malang. |