Buya Hamka masih terngiang dengan nasihat Ayahnya "Tahukah Wa'ang, bagaimana cara kita menghadapi dunia ini? Dunia ialah yang melekat di hati dan memalingkan dari kebenaran. Jika dunia tidak dimasukkan ke dalam hati, melainkan di tinggalkan saja di luar hati dan kita tidak berpaling dari kebenaran, maka dunia tidak membahayakan sama sekali. Kita bisa kuasai dunia"
Pada suatu ketika, rumah Buya Hamka digeledah oleh polisi. Ia dipaksa untuk ikut ke kantor polisi dan ditahan sebagai tahanan politik, juga dipaksa untuk mengakui hal yang tidak dilakukan oleh dirinya. Dalam cobaan yang dihadapinya, beliau tetap yakin dengan pertolongan Allah dan beribadah kepada-Nya. Saat beliau terbebas, ia merasa bersyukur atas kebebasannya karena beliau dapat menuntaskan naskah tafsir Al-Azhar. Malik merupakan nama Buya Hamka saat kecil. Beliau hidup dengan harapan ayahnya agar dapat mengikuti jejak ayahnya menjadi ulama untuk menyebarkan agama Islam. Hidup Malik sangat jauh dari sosok ayah, beliau tumbuh dengan rasa rindu terhadap ayahnya sehingga ia mencari sosok tersebut dari orang lain. Hingga suatu saat, beliau harus menerima kenyataan bahwa ayah ibunya harus bercerai. Hal ini membuat Malik tumbuh menjadi sosok yang berusaha untuk mencari ilmu dengan pergi ke daerah lain untuk belajar pidato. Dengan uang yang tidak seberapa, Malik memutuskan untuk pergi ke Kota Mekkah. Uang ini ia dapatkan dari beberapa orang yang ia temui bahkan orang-orang terdekatnya. Lalu, ia kembali ke tanah air untuk menuliskan cerita perjalanan hajinya dan selama ia berada di Mekkah. Walaupun uang yang dihasilkan dari penerbitan tidak seberapa, hal ini tidak menjadikan putusnya semangat menulis beliau. Setelah kembali ke kampung untuk ikut sang ayah berdakwah, tak lama ia memutuskan untuk menikah dengan Siti Raham. Ia menikah dengan hasil yang didapatkan dari menulis. Setelah menikah pun Buya Hamka masih tetap berdakwah dan menulis. Perjuangan Siti Raham dan Buya Hamka setelah menikah juga sangat patut diacungi jempol, bahkan saat ibadah pun mereka bertukar sarung karena kurangnya mereka dalam segi ekonomi. HAMKA, merupakan kependekan Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Nama ini merupakan nama yang didapatkan setelah melaksanakan ibadah haji. Beliau berpindah dari satu kota ke kota lain dan aktif di lembaga keagamaan Muhammadiyah. Hamka selalu menuliskan segala perjalanan dalam kisahnya. Banyak sekali tulisan yang ia gunakan sebagai wadah untuk mengkritisi kehidupan sosial serta budaya. Ayahnya pun yakin bahwa anaknya mengikuti jejaknya dengan cara yang berbeda. Hamka merupakan sosok anak yang sangat berbakti dan mencintai ayahnya walaupun hubungan mereka tidak selalu baik. - Identitas Buku - Judul: Buya Hamka Karya: Ahmad Fuadi Tebal: 364 Halaman Genre: Biografi Penerbit: Falcon Publishing Terbit: Desember 2021
0 Comments
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
July 2022
Categories |