“Kini kita ber-Idul Fitri, berbahagia. Mari kita berlebaran, bersuka gembira.” - Idul Fitri, Gita Gutawa.
Sudah tidak terasa hampir satu bulan penuh sobat sona sudah melaksanakan puasa dibulan ramadhan atau yang biasa kita sebut puasa. Hanya beberapa jam lagi kita akan melaksanakan salah satu hari besar umat Islam, yakni Idul Fitri. Banyak hal-hal khas yang kita temui menjelang hari raya Idul Fitri seperti tradisi membeli baju baru hingga menyantap makanan andalan yakni opor ayam. Eits, jangan lupa pakai kupat biar makin nikmat ya xixi. Suasana lebaran akan semakin terasa kalau sobat sona memutar lagu religi Idul Fitri. Lagu ini diciptakan oleh Ismail Marzuki pada tahun 1950-an. Dinyanyikan pertama kali oleh Didi dan diiringi oleh grup vokal Lima Seirama di Radio Republik Indonesia (RRI) 1952. Pada tahun 2010, Gita Gutawa kembali membawakan lagu ini dengan versi modern dan masuk dalam salah satu album Balada Shalawat. Lagu ini berisi keberhasilan umat muslim dalam menjalankan puasa selama satu bulan penuh dan berzakat fitrah hingga hari besar tiba. Tak lupa mudik yang dilaksanakan umat Islam untuk pergi ke kampung halamannya. Hari dimana umat muslim bersuka gembira dengan berjabatan tangan untuk saling meminta maaf dengan keluarga dan tetangga. Irama lagu yang merdu dengan suara Gita Gutawa yang indah akan menghangatkan hari Idul Fitri-mu.
0 Comments
“Semoga hal kejam yang membuat kita menggelengkan kepala dan ‘cinta’ yang hanya datang sebagai suatu kemewahan atau rintangan dapat kita lepaskan dari tuduhan yang salah itu dan berubah menjadi energi yang hangat.” - Musim Gugur 2020, Yoon Hong Gyun
Seringkali kita melihat quotes ini “cintailah dirimu sendiri, sebelum mencintai orang lain”. Apakah kalian setuju? Boleh dong komen dan kasih alasannya, xixi :D Terkadang kita takut untuk mencintai seseorang karena pengalaman gelap yang kita lalui dulu. Takut untuk melangkah, takut untuk mencoba, takut gagal, sehingga sering berkata kepada diri sendiri, “aduh, udah deh percuma. pasti gagal lagi kaya dulu, udah nasib.” Bahkan bagi sepasang kekasih mereka akan berpikir, “apakah dia benar-benar mencintaiku?”. Hmm.. it's only human thought, the normal one. Setelah buku pertama “How to Respect Myself” bestseller, kini Yoon Hong Gyun menerbitkan buku keduanya yang berjudul “How to Love”. Jika buku pertama berfokus pada mengajak pembaca untuk mencintai diri sendiri, maka di buku kedua penulis memberitahu dengan memaparkan cara mencintai orang lain dengan benar dan cinta yang tak sekedar antar kekasih. Di dalam buku ini terdapat tujuh bagian yang akan dibahas, yaitu: 1. Cinta, Kenapa Demikian Sulit dan Menyakitkan 2. Tipe Kelekatan Apakah Aku? 3. Sumber dan Lingkaran Setan Kurang Kasih Sayang 4. Membebaskan Diri dari Sindrom Perpisahan 5. Membentuk Kelekatan yang Aman 6. Lima Hal yang Membentuk Kekuatan Cinta 7. Pertanyaan Realistis tentang Cinta Seperti buku sebelumnya penulis tidak pernah lupa untuk mengajak pembaca menulis lembar latihan dan memberikan tips di setiap chapter yang sudah dibaca. “Cintailah semaksimal yang anda mampu. Hargai, pahami, dan bantulah mereka yang ada di sisi anda. Saya percaya bahwa suatu hari cinta itu akan kembali kepada anda, meskipun tidak selamanya seperti itu. Ada hal-hal yang harus dilindungi dalam hidup, tetapi ada juga hal yang jauh lebih baik untuk dibiarkan terbakar habis. Cinta.” - epilog, Yoon Hong Gyun. Bukan untuk menghibur, melainkan mengajak untuk berpikir akan pesan di balik segala metafora ceritanya. - CNN Indonesia
Penyalin Cahaya dirilis pada tahun 2021 yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja menarik ribuan penonton Indonesia. Menceritakan perjuangan Sur yang dibantu oleh temannya bernama Amin untuk mengumpulkan bukti demi mendapatkan kembali beasiswanya. Semua orang terdekat Sur sudah tidak percaya lagi termasuk keluarganya, karena terjadi swafoto dimana keadaan Sur sedang mabuk sehingga banyak orang menganggapnya tak sadar. Selama mencari bukti ternyata Sur mengetahui bahwa dirinya telah menjadi korban pelecehan seksual, tetapi orang terdekatnya termasuk keluarganya masih tidak berpihak kepada Sur. Ayah dari Sur menganggap bahwa itu merupakan kesalahan anaknya yang sudah mabuk-mabukan. Sementara pihak kampus hanya mencari aman demi menjaga nama baik mereka. Sekalinya mendapat dukungan dan bukti yang kuat, tetap saja Sur kalah dengan pelaku yang memiliki “power” lebih hebat darinya. Film ini menggambarkan perjuangan para penyintas kekerasan seksual di Indonesia yang sangat sulit dalam mencari keadilan. Seharusnya pihak instansi dapat membantu mereka supaya tidak berjuang sendiri, tetapi pihak tersebut akan bergerak jika kasusnya viral. Perjuangan mereka terkadang sia-sia, karena pelaku akan memakai kekuasaan yang tinggi demi keegoisan mereka. Kamu Pecinta Drakor? Wajib nonton ini!
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
July 2022
Categories |